Senin, 07 November 2016

SIlinder Kerja (Actuator)

Halo Mekalovers....

Jika kita berbicara tentang sistem otomasi pasti tidak terlepas dari komponen - komponen kerja yang ada didalamnya. setelah kita belajar tentang dasar pneumatic dan pengadaan udara bertekanan untuk sumber energi sistem pneumatic., pasti mekalovers penasaran kan apa saja komponen - komponen yang terlibat didalam sistem pneumatic. Baiklah, kita mulai postingan komponen pneumatic ini mulai dari komponen gerak atau yang sering disebut dengan aktuator. aktuator ini mempunyai bermacam jenis. Ada yang bergerak maju mundur ataupun yang bergerak secara berputar. simak ulasan berikut.

S I L I N D E R KERJA

1.  Silinder Kerja Tunggal



Penggerak pneumatik mempunyai fungsi mengubah energi tersimpan dalam udara bertekanan menjadi energi kinetik
Fungsi
:
·   Pada silinder kerja tunggal, udara bertekanan hanya digunakan pada satu sisi piston. Silinder dapat bekerja hanya pada arah maju.
·   Piston kembali (mundur) melalui gaya pegas atau gaya dari luar.
Penggerak
:
Katup 3/2
Jenis
:
·         Silinder piston
·         Silinder membran

 


2.  Silinder Kerja Ganda

Fungsi
:
·   Pada silinder kerja ganda, udara bertekanan digunakan pada kedua sisi piston. Silinder dapat bekerja pada arah maju dan mundur.
Gaya piston
:
Gaya langkah maju lebih besar daripada gaya mundur (perbandingan luas penampang arah maju dan mundur tidak sama)
Bantalan akhir posisi
:
Digunakan untuk menahan benturan yang keras dari piston pada akhir posisi. Piston dengan bantalan udara dilakukan dengan jalan menahan aliran udara buangan. Udara harus mengalir melalui lubang kecil, yang diatur oleh sekrup pengatur.
Penggerak
:
Katup 5/2, katup 5/3
Jenis
:
·         Silinder piston
·         Silinder tandem
·         Silinder multi posisi
                                                           

 

 

 

 

 

 

Double Acting Cylinder with adjustable endposition cushioning

 




3.  Silinder Putar dan Penggerak Berayun

Silinder Putar
:
·         Batang piston mempunyai profil bergigi. Profil bergigi ini menggerakkan roda gigi.
·         Gerakan linear piston diubah menjadi gerakan putar dari roda gigi
·         Sudut putaran : 0o sampai 360o.
·         Torsi : 0,5 Nm sampai 150 Nm pada tekanan kerja 6 bar, tergantung diameter piston.

Penggerak Berayun

·   Udara bertekanan menggerakkan baling-baling.
·   Gerakan baling-baling dikirim langsung ke poros penggerak.
·   Sudut ayunan : dari 0o sampai 270o.
·         Torsi : 0,5 Nm sampai 20 Nm pada tekanan kerja 6 bar, tergantung ukuran baling-baling.








Gaya Piston

Gaya piston yang dihasilkan oleh silinder bergantung pada tekanan udara, diameter  silinder dan tahanan gesekan  dari komponen  perapat.  Gaya piston secara teoritis dihitung menurut rumus berikut :



Untuk silinder kerja tunggal :
 Untuk silinder kerja ganda :



langkah maju






langkah mundur


Keterangan :

F       =      Gaya piston  ( N )

f        =      Gaya pegas  ( N )

D       =      Diameter piston ( m )

d       =      Diameter batang piston ( m )

A       =      Luas penampang piston yang dipakai (m2 )

p       =      Tekanan kerja  ( Pa )

Pada  silinder  kerja  tunggal,  gaya  piston  silinder  kembali  lebih  kecil daripada gaya piston silinder maju karena pada saat kembali digerakkan oleh pegas . Sedangkan pada silinder kerja ganda, gaya piston silinder kembali lebih kecil daripada silinder maju karena adanya diameter batang piston akan mengurangi luas penampang piston. Sekitar 3 - 10 % adalah tahanan  gesekan. Berikut ini adalah gaya piston silinder dari berbagai ukuran pada tekanan 1 - 10 bar.



Silinder pneumatik tahan terhadap beban lebih. Silinder pneumatik dapat dibebani  lebih  besar  dari  kapasitasnya.   Beban  yang  tinggi  menyebabkan silinder diam.

Kebutuhan Udara

Untuk menyiapan udara dan untuk mengetahui biaya pengadaan energi, terlebih  dahulu  harus  diketahui  konsumsi  udara  pada  sistem.  Pada  tekanan kerja, diameter piston dan langkah tertentu, konsumsi udara dihitung sebagai
berikut :
atau dirumuskan :


Untuk mempermudah dan mempercepat dalam menentukan kebutuhan udara, tabel di bawah ini menunjukkan kebutuhan udara persentimeter langkah piston untuk berbagai macam tekanan dan diameter piston silinder.
Tabel : Kebutuhan udara silinder pneumatik  persentimeter langkah dengan fungsi tekanan kerja dan diameter piston.


Diameter
Tekanan Kerja  ( bar )
Piston
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
( mm )
Kebutuhan udara ( q ) dalam liter/cm langkah
6
0,0005
0,0008
0,0011
0,0014
0,0016
0,0019
0,0022
0,0025
0,0027
0,0030
12
0,002
0,003
0,004
0,006
0,007
0,008
0,009
0,010
0,011
0,012
16
0,004
0,006
0,008
0,010
0,011
0,014
0,016
0,018
0,020
0,022
25
0,010
0,014
0,019
0,024
0,029
0,033
0,038
0,043
0,048
0,052
35
0,019
0,028
0,038
0,047
0,056
0,066
0,075
0,084
0,093
0,103
40
0,025
0,037
0,049
0,061
0,073
0,085
0,097
0,110
0,122
0,135
50
0,039
0,058
0,077
0,096
0,115
0,134
0,153
0,172
0,191
0,210
70
0,076
0,113
0,150
0,187
0,225
0,262
0,299
0,335
0,374
0,411
100
0,155
0,231
0,307
0,383
0,459
0,535
0,611
0,687
0,763
0,839
140
0,303
0,452
0,601
0,750
0,899
1,048
1,197
1,346
1,495
1,644
200
0,618
0,923
1,227
1,531
1,835
2,139
2,443
2,747
3,052
3,356
250
0,966
1,441
1,916
2,392
2,867
3,342
3,817
4,292
4,768
5,243




Kebutuhan udara dihitung dengan satuan liter/menit (l/min) sesuai dengan

standar kapasitas kompresor. Kebutuhan udara silinder sebagai berikut :


silinder kerja tunggal  : Q = s . n . q    dalam  l/min




silinder kerja Ganda : Q = 2 (  s  n   q  )  dalam  l/min


Keterangan :

Q
=
kebutuhan udara silinder   ( l/min )

q

s

=

=

kebutuhan udara persentimeter langkah piston

panjang langkah piston  ( cm )

n

=

jumlah siklus kerja per menit




Kecepatan Piston

Kecepatan piston rata-rata dari silinder standar berkisar antara 0,1-1,5 m/s (6 - 90 m/min). Silinder khusus dapat mencapai kecepatan 10 m/s. Kecepatan silinder pneumatik tergantung :
beban  ( gaya yang melawan silinder ), tekanan kerja,
diameter dalam dan panjang saluran antara silinder dan katup kontrol arah,
ukuran katup kontrol arah yang digunakan.

Kecepatan piston dapat diatur dengan katup pengontrol aliran  dan dapat ditingkatkan dengan katup pembuang cepat  yang dipasang pada sistem kontrol tersebut.   Kecepatan rata-rata piston tergantung dari gaya luar yang melawan piston (beban) dan ukuran lubang aliran dapat dilihat seperti pada tabel berikut :


 
Diameter
Piston mm
Lubang
Masuk mm
Beban dalam %
0
20
40
60
80
Kecepatan Piston dalam mm/detik
25
4
580
530
450
380
300
35
7
980
885
785
690
600
50
7
480
440
400
360
320
70
7
230
215
200
180
150
70
9
530
470
425
380
310
100
7
120
110
90
80
60
100
9
260
230
205
180
130
140
9
130
120
110
90
70
140
12
300
260
230
200
170
200
9
65
60
55
50
40
200
12
145
130
120
105
85
200
19
330
300
280
250
215
250
19
240
220
185
165
115



Langkah Piston

Langkah silinder pneumatik tidak boleh lebih dari 2 m,   sedangkan untuk silinder rodless jangan lebih dari 10 m. Akibat langkah yang panjang, tekanan mekanik batang piston dan bantalan menjadi terlalu besar. Untuk menghindari bahaya  tekanan,  diameter  batang  piston  pada  langkah  yang  panjang  harus sedikit lebih besar.

 





















































Tidak ada komentar:

Posting Komentar